Sedetik lalu masih rintik
tapi kini berhenti
ikuti mati hati
Sedetik lalu masih berbisik
tapi kini bungkam
samar lalu buram
Dan sedetik berlalu bertanyaku,
"terpuaskah bila memaki nurani?"
mari berdansa pogo,,
Rabu, 04 Maret 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
kemudian detikdetik membanjir, menelan seluruh rasa yang luruh .
BalasHapuslam kenal juga yah...
BalasHapuspuisinya miriss bgt....
sedetik begitu berharga untuk suatu hal yg manis..
BalasHapus@13
BalasHapusterdetik hati mengenalmu
^_^