mari berdansa pogo,,

Rabu, 04 Maret 2009

Sedetik

Sedetik lalu masih rintik
tapi kini berhenti
ikuti mati hati

Sedetik lalu masih berbisik
tapi kini bungkam
samar lalu buram

Dan sedetik berlalu bertanyaku,
"terpuaskah bila memaki nurani?"

4 komentar:

  1. kemudian detikdetik membanjir, menelan seluruh rasa yang luruh .

    BalasHapus
  2. lam kenal juga yah...

    puisinya miriss bgt....

    BalasHapus
  3. sedetik begitu berharga untuk suatu hal yg manis..

    BalasHapus
  4. @13

    terdetik hati mengenalmu

    ^_^

    BalasHapus